Minggu, 26 Maret 2023

PUASA ADALAH IBADAH MULTIDIMENSI

Bulan suci Ramadan adalah bulan yang multidimensi. Hal ini dikarenakan tidak hanya mencakup dimensi spiritual namun juga mencakup dimensi social dan moral yang tentu cakupanya sangatlah luas.

“Secara spiritual berpuasa merupakan wujud penghambaan diri terhadap perintah suci Allah SWT. Sedang secara social dan moral, berpuasa memiliki makna dengan spektrum yang lebih luas menyangkut kehidupan bermasyarakat.

Dalam sebuah risalah berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 439), menyampaikan sebagai berikut:

    آدَابُ الصِّيَامِ: طَيِّبُ اْلغِذاَءِ، وَتَرْكُ اْلمِرَاءِ، وَمُجَانَبَةُ اْلغِيْبَةِ، وَرَفْضُ اْلكَذِبِ، وَتَرْكُ اْلآذَى ، وَصَوْنُ اْلجَوَارِحِ عَنِ اْلقَبَائِحِ

Artinya: “Adab berpuasa, yakni: mengonsumsi makanan yang baik, menghindari perselisihan, menjauhi ghibah (menggunjing orag lain), menolak dusta, tidak menyakiti orang lain, menjaga anggota badan dari segala perbuatan buruk.”

Berdasarkan pernyataan beliau, terdapat 6 (enam) adab Ramadhan, yaitu:

1.   Mengonsumsi makanan yang baik

Makanan yang baik bukan berarti makanan yang lezat atau mahal, tetapi adalah makanan yang halal dan baik bagi kesehatan tubuh kita. Jika kita memiliki masalah pada pancreas kita maka kita kurangi makanan yang mengandung gula, jika kita mengalami masalah kadar kolesterol yang terlalu tinggi maka kita kurangi makanan yang berlemak dan mengandung kolesterol. Bahkan ketika kita terlalu bermewah-mewahan dalam santapan buka puasa atau pun sahur kemudian kita posting di media social kita,  secara moral kita telah menyakiti orang-orang fakir dan miskin. Seandainya kita diberi kelebihan harta maka berbagi kepada fakir dan miskin tentu lebih mulya daripada hanya memamerkan di media sosial.

2.   Menghindari perselisihan

Di momen bulan puasa sudah sepatutnya kita menjaga kemulyaan dan kesucian bulan Ramadhan dengan tidak mengotorinya dengan tindaka-tindakan yang tidak bermoral dan dapat mengakibatkan retaknya hubungan sosial seperti berselisih atau bertengkar. Namun seandainya ada seseorang yang mencela, menghina, atau mengejek kita sehingga dapat mengakibatkan terjadinya perselisihan ataupun pertengkaran, Rasulullah SAW memberikan tips agar hal demikian tidak terjadi dalam haditsnya:

وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

Artinya: “Dan jika seseorang mengajak bertengkar atau mencela maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa. (Ucapkan hal ini dua kali)’.”

3.   Menjauhi ghibah

Ghibah merupakan perbuatan membicarakan keburukan atau aib orang lain. Meskipun yang dibicarakan sesuai dengan kenyataan, Oleh karena itu setiap orang yang berpuasa perlu bersikap hati-hati dalam menjaga lisannya.  Semakin baik kita menjaga lisan, semakin banyak keselamatan kita dapatkan. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan Al-Bukhari sebagai berikut:

   سَلَامَةُ اْلِإنْسَانِ فِي حِفْظِ الِّلسَانِ

Artinya: “Keselamatan manusia bergantung pada kemampuannya menjaga lisan.”  

4.   Menolak dusta

Ketika kita sedang berpuasa maka kita harus mampu menghindari berkata dusta ataupun sumpah palsu, karena dapat mengurangi dan menghilangkan pahala berpuasa kita dan tentunya akan mendapatkan dosa yang lebih besar. Hal tersebut sebagaimana disinggung Rasulullah dalam haditsnya:

   فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ

Artinya: “Takutlah kalian terhadap bulan Ramadhan karena pada bulan ini, kebaikan dilipatkan sebagaimana dosa juga dilipat-gandakan.”

5.   Tidak menyakiti orang lain

Setiap perbuatan tercela akan berdampak langsung terhadap kualitas ibadah puasa kita. Ibadah puasa yang kita lakukan dengan susah payah akan sia-sia apabila kita tidak mampu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat menyakiti orang lain baik secara fisik maupun verbal. Oleh karena itu dalam momentum bulan Ramadhan ini penting bagi kita untuk selalu sadar terhadap bahaya dari lisan kita.

6.   Menjaga anggota badan dari segala perbuatan buruk

Di bulan Ramadhan ini, hendaklah kita dapat menjaga tangan kita dari perbuatan maksiat seperti memukul orang lain, mencuri, dan sebagainya. Demikian juga kaki kita, jangan sampai kita pergunakan untuk melangkah ke tempat-tempat maksiat. Begitu pula mata dan telinga kita hendaknya selalu kita jaga agar tidak melakukan perbuatan maksiat yang tentu dosanya akan dilipatkan dalam bulan suci ini. 

Kesimpulannya ibadah puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari, lebih dari itu adalah bentuk nyata dari penghambaan kita terhadap Allah SWT. Wujud dari sebuah penghambaan adalah menjalankan segala perintahnya (baik ibadah mahdhah ataupun ghairu mahdhoh) dan menjauhi segala laranganya.


Sumber:https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-enam-adab-berpuasa-menurut-imam-al-ghazali-n4Z6H

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Golongan Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Zakat adalah mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat yang telah...