Senin, 18 April 2022

Memaknai Peristiwa Nuzulul Quran

Nuzulul Qur’an adalah malam diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril. Ayat pertama Alquran yang turun adalah surat Al-Alaq 1-5 saat Nabi sedang menyepi di gua Hira. Peristiwa Nuzulul Qur’an menjadi salah satu hari teristimewa karena terjadi perubahan sejarah. Perubahan sejarah manusia, dari kehidupan yang gelap menjadi kehidupan yang bercahaya. Dari kehidupan yang penuh dengan kemaksiatan, kedzaliman, kerusakan, menjadi kehidupan yang damai, sejahtera, rohmatan lil ‘alamin.

Dalam peringatan nuzulul qur’an ini, lantas apa yang harus kita lakukan? Tentu kita sebagai umat islam, kita harus bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini, salah satunya adalah dengan mengamalkan al quran dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun demikian dalam mengamalkan  Al-Qur'an Tidak ada toleransi perihal kesalahan belajar Al-Qur’an. Siapapun salah atau menyimpang maka konsekuensinya adalah berdosa.  Berbeda dengan bahasa Inggris, meskipun tensisnya salah maka seseorang yang belajar tidak apa-apa atau tidak berdosa. Oleh karena itu, dalam belajar Al-Qur’an diharuskan lewat guru yang bersanad sampai Rasulullah karena beberapa alasan , diantaranya;

1.    Didalam ilmu Al-Qur’an terdapat ilmu tajwid untuk memaksimalkan bacaan Al-Qur’an. 

2.    Model bacaan Al-Qur’an yang disepakati ulama adalah hasil ijma’ ulama ahli tajwid. 

3. Membaca Al-Qur’an sesuai bacaan guru yang ahli Al-Qur’an  dengan tujuan memaksimalkan tajwid Al-Qur’an yang telah disepakati dari ulama salafus shalih hingga ulama di masa sekarang.

Konsep belajar Al-Qur’an seperti demikianlah yang diajarkan oleh Rasulullah. Hal tersebut termaktub dalam QS. Al-Qiyamah ayat 16;

ﻟَﺎ ﺗُﺤَﺮِّﻙْ ﺑِﻪِ ﻟِﺴَﺎﻧَﻚَ ﻟِﺘَﻌْﺠَﻞَ ﺑِﻪِ

Artinya: Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. (QS. Al-Qiyamah ayat 16)

Dari ayat ini tersirat sebuah pesan, bahwa seorang murid dalam menerima ilmu bacaan harus langsung dari lisan guru. Dan pada saat belajar membaca Al-Qur’an juga jangan mengedepankan rasa malu dan gengsi di mata guru, Jika salah sadari kesalahan tersebut, dan guru akan membenarkan. Selain itu dalam belajar membaca Al-Qur’an jangan mengedepankan intensitas namun kualitaslah yang perlu di kedepankan. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada Al-Quran Surat Al- Muzzammil ayat 4 yaitu:

وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلًا

Artinya: dan bacalah Al-Qur'an itu dengan (tartil) perlahan-lahan ( Al-Qur'an Surat Al- Muzzammil : 4 )

Maksud dari ayat diatas adalah dalam membaca Al-Qur'an harus dengan pelan-pelan, bacaan yang fasih, dan merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca, sehingga akan memberikan kesan di hati.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Golongan Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Zakat adalah mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat yang telah...