Nuzulul
Qur’an adalah malam diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW dengan
perantara Malaikat Jibril. Ayat pertama Alquran yang turun adalah surat Al-Alaq
1-5 saat Nabi sedang menyepi di gua Hira. Peristiwa Nuzulul Qur’an menjadi salah
satu hari teristimewa karena terjadi perubahan sejarah. Perubahan sejarah
manusia, dari kehidupan yang gelap menjadi kehidupan yang bercahaya. Dari
kehidupan yang penuh dengan kemaksiatan, kedzaliman, kerusakan, menjadi
kehidupan yang damai, sejahtera, rohmatan lil ‘alamin.
Dalam
peringatan nuzulul qur’an ini, lantas apa yang harus kita lakukan? Tentu kita
sebagai umat islam, kita harus bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini, salah
satunya adalah dengan mengamalkan al quran dalam kehidupan kita sehari-hari.
Namun demikian dalam mengamalkan Al-Qur'an Tidak ada toleransi perihal
kesalahan belajar Al-Qur’an. Siapapun salah atau menyimpang maka konsekuensinya
adalah berdosa. Berbeda dengan bahasa Inggris, meskipun tensisnya
salah maka seseorang yang belajar tidak apa-apa atau tidak berdosa. Oleh karena
itu, dalam belajar Al-Qur’an diharuskan lewat guru yang bersanad sampai
Rasulullah karena beberapa alasan , diantaranya;
1. Didalam
ilmu Al-Qur’an terdapat ilmu tajwid untuk memaksimalkan bacaan Al-Qur’an.
2. Model
bacaan Al-Qur’an yang disepakati ulama adalah hasil ijma’ ulama ahli
tajwid.
3. Membaca
Al-Qur’an sesuai bacaan guru yang ahli Al-Qur’an dengan tujuan
memaksimalkan tajwid Al-Qur’an yang telah disepakati dari ulama salafus shalih
hingga ulama di masa sekarang.
Konsep belajar Al-Qur’an seperti demikianlah
yang diajarkan oleh Rasulullah. Hal tersebut termaktub dalam QS. Al-Qiyamah
ayat 16;
ﻟَﺎ ﺗُﺤَﺮِّﻙْ ﺑِﻪِ ﻟِﺴَﺎﻧَﻚَ ﻟِﺘَﻌْﺠَﻞَ ﺑِﻪِ
Artinya: Janganlah kamu gerakkan lidahmu
untuk (membaca) Al-Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. (QS.
Al-Qiyamah ayat 16)
Dari ayat ini tersirat sebuah pesan, bahwa
seorang murid dalam menerima ilmu bacaan harus langsung dari lisan guru. Dan pada saat belajar
membaca Al-Qur’an juga jangan mengedepankan rasa malu
dan gengsi di mata guru, Jika salah sadari kesalahan tersebut, dan guru akan
membenarkan. Selain itu dalam belajar membaca Al-Qur’an jangan mengedepankan
intensitas namun kualitaslah yang perlu di kedepankan. Hal ini sesuai dengan
firman Allah pada Al-Quran Surat Al- Muzzammil ayat 4 yaitu:
وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلًا
Artinya: dan bacalah Al-Qur'an itu dengan
(tartil) perlahan-lahan ( Al-Qur'an Surat Al- Muzzammil : 4 )
Maksud dari ayat diatas adalah dalam membaca
Al-Qur'an harus dengan pelan-pelan, bacaan yang fasih, dan merasakan arti dan
maksud dari ayat-ayat yang dibaca, sehingga akan memberikan kesan di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar