Umar bin al-Khaththab radhiyalLâhu ‘anhu pernah mengatakan:
حَاسِبُوْا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَانْظُرُوْا مَاذَا اِدَّخَرْتُم لِأَنْفُسِكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ لِيَوْمِ مَعَادِكُمْ وَعَرْضِكُمْ عَلَى رَبِّكُمْ
Artinya: “Hisablah diri kamu semua sebelum dihisab. Dan lihatlah apa yang telah kamu persiapkan untuk diri kamu dari amal-amal saleh. Untuk hari kembalinya kita semua di hadapan Allah, dan untuk menghadap Allah Swt.”
Perkataan diatas menyuruh kita untuk merenungkan perbuatan-perbuatan masa lampau. Perbuatan-perbuatan dari suatu kaum di masa lampau, sebagai cerminan untuk perbaikan kedepan.
Muhasabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Muhasabah sebelum amal
Muhasabah sebelum amal dilakukan dengan introspeksi diri dengan:
a. Menyelidiki terlebih dahulu apakah ia mampu untuk melaksanakan sesuatu itu atau tidak.
b. Melihat apakah amalan tersebut membawa manfaat dunia-akhirat atau tidak.
c. Memeriksa niat; apakah amalan ini akan dilakukan ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala atau dilakukan demi manusia.
2. Muhasabah setelah amal
muhasabah setelah amal terbagi dalam
tiga:
a. Muhasabah terhadap amalan yang tertinggal dan
amalan yang belum sempurna. Muhasabah ini dilakukan dengan memeriksa
setiap amalan yang telah dilakukan dari sisi niatnya; sudah ikhlas lillahi
ta’ala atau belum. Kemudian dari segi caranya; sudah sesuai dengan petunjuk
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau belum. Sedangkan dari segi
pelaksanaannya; apakah ada amalan yang belum terlaksana atau lupa untuk
dilaksanakan pada hari tersebut.
b. Muhasabah terhadap amalan yang lebih baik
ditinggalkan dari pada dilaksanakan. Contohnya adalah memeriksa apakah ada
amalan yang seharusnya tidak dilakukan, tapi justru malah dilakukan, termasuk
muhasabah diri terhadap perbuatan syubhat.
c. Muhasabah diri terhadap amalan-amalan mubah. Memeriksa kembali tujuan melakukan amalan mubah tersebut. Untuk apa, demi apa, manfaatnya apa, sisi negatifnya apa. Dengan muhasabah diri, kita akan menemukan perbuatan-perbuatan yang berakibat buruk di dunia dan akhirat, Sehingga dapat segera menyadari kesalahan dan kemudian segera bertaubat.
Manfaat muhasabah:
1. Mengetahui, sadar, dan paham kekurangan dan aib sendiri, sehingga dapat memperbaiki
2. Mengetahui taraf keimanan diri sendiri, sehingga semakin paham hak dan kewajiban yang harus dilakukan sebagai seorang hamba Allah.
3. Merasa ingin selalu memperbaiki diri, jauh dari sifat sombong.
4. Meringankan Hisab, karena tindakan yang dilakukan penuh perhitungan, mana yang dosa mana yang tidak.
5.
Akan lebih berhati-hati dari perbuatan dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar