Jumat, 07 April 2023

ANJURAN BERSIKAP TAWADHU' KEPADA SIAPA SAJA

 

Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa dan adapun bentuk ketakwaan itu diantaranya adalah tawadhu atau sikap rendah hati. Tawadhu berarti menempatkan kita lebih rendah daripada mereka semua. Hal ini guna mengubur sifat sombong yang kerap kali bergelora dalam diri kita.

Kita tentu sudah hafal betul kisah Iblis yang menolak bersujud dalam rangka menghormati Nabi Adam as. Hal itu dikarenakan Iblis merasa lebih baik dari nabi adam karena ia diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam as diciptakan dari tanah.

Imam al-Ghazali dalam kitabnya, Bidayatul Hidayah, menganjurkan kepada kita untuk bersikap tawadhu terhadap siapa saja, diantaranya :

1.   Terhadap Anak kecil

Tentu anak kecil belum dihukumi taklif ( belum dibebani kewajiban) sehingga ia tidak bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan kita, bisa dipastikan dalam hari-hari kita  tidak pernah lepas dari bermaksiat kepad Allah SWT. Dengan begitu, tentu anak kecil itu lebih baik dari diri kita. 

 

2.   Orang yang lebih tua

Orang yang lebih tua dari kita seyogianya dipandang lebih baik dari kita. Sebab, mereka lebih dahulu dari pada kita dalam beribadah kepada Allah swt. Karenanya, kita harus meyakini bahwa mereka lebih banyak ibadahnya kepada Alah SWT. sehingga  tentu mereka lebih baik daripada kita.

 

3.   Orang bodoh,

Untuk menumbuhkan sikap tawadhu’ kita juga harus meyakini kebaikan mereka. Sebab, jika pun mereka melakukan maksiat, tentu itu didasari atas ketidaktahuannya, sedangkan kita yang merasa pintar, kita tetap saja bermaksiat, meskipun kita tahu bahwa itu salah dan dilarang Allah swt.

 

4.   Terhadap orang kafir

Kita tidak boleh merasa lebih baik. Kenapa ?, mungkin saja di suatu saat nanti, Orang kafir itu mengucapkan syahadat dan meninggal dalam keadaan islam dan iman. Dengan keyakinan demikian, perasaan kita tidak akan merasa lebih baik dari orang lain, kemudian kita akan berusaha untuk terus memperbaiki diri, berintrospeksi, mencari kesalahan diri agar tidak lagi mengulanginya di kemudian hari.

 

karena begitu luar biasanya sikap tawadhu Nabi Muhammad SAW sampai menyampaikan bahwa sikap tawadhu merupakan bagian dari Akhlak para Nabi. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi

التَّوَاضُعُ مِنْ أَخْلَاقِ الْأَنْبِيَاءِ وَالتَّكَبُّرُ مِنْ أَخْلَاقِ الْكُفَّارِ وَالْفُرَاعِنَةِ

Artinya: "Tawadhu merupakan bagian dari akhlaknya para Nabi, sedangkan sombong adalah akhlaknya orang-orang kafir dan para firaun."

Oleh karena itu, dengan kita bertawadhu, sesungguhnya kita tengah menjalankan salah satu akhlaknya para Nabi. Dan semoga, kita dapat senantiasa menjalankan sikap demikian ini.



Sumber:

https://jabar.nu.or.id/ubudiyah/pentingnya-terapkan-sikap-tawadhu-dalam-kehidupan-sehari-hari-I720i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Golongan Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Zakat adalah mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat yang telah...